KATAKAN CINTA

Sobatku, pasti dah kepikir n kebayang tentang judul ntu pasti niru acara di televisi. Yah, pasti dech sobat juga kagak ketinggalan tuk ngikutin acara ntu.kalo kagak ngikuti berarti kejam bin ketinggalan jaman. Its….bukan masalah liat ato kagaknya sobat ngikuti acara ntu.tapi apakah sobat diantara orang yang pengen ngungkapin perasaan selama ini sobat simpen dalem – dalem sampai mlempem sama orang yang sobat cintai, orang yang sobat gandrungi, orang yang selalu terbawa dalam lamunan sobat. “Katakan Cinta” sebuah ungkapan yang mendebar – debar hati. Tak bisa dipungkiri, disaat – saat usia semakin dewasa, wajah baru semakin layu, masa muda kian menua pasti sobat mempunyai rasa cinta terhadap lawan jenis. Kagak hanya kawula muda, bahkan para kakek or nenek – nenek sing untune wis entek, ra tedas rempeyek, mlakune ndeyek – ndeyek kadang kalo liat orang cantik or gantheng bilang “ wah cantiknya / gantengnya …?!” Sobat yang aye cintai coz Allah,

Cinta bisa melanda siapa saja, dimana saja, kapan saja. Nah… apakah sekarang sobat lagi dirundung rasa cinta ? tentunya jatuh cinta adalah sesuatu yang sangat indah. Seindah …..( yah pikiren sendiri ). Cinta hadir dan timbul dari fitrah, siapa yang kagak pernah jatuh cinte ntu make hatinye akan kering seperti padang pasir.

Tapi kita juga harus bisa nempatin ntu rasa. Terkadang disaat – saat kite ketemu sama sosok orang yang kita cintai, hati ini rasanya berdebar – debar, jantung mau copot mata mlotot melewati wajahnya yang aduhai….... cantiknya, ganthengnya?!... Pengen sekali bisa memeluknya, bisa mencium keningnya. Pengen sekali hati ini bisa mengucap “ I Love You” kepadanya tapi kagak berani bin takut tuk ngungkapkanya. Ya kalo dia cinta sama kita?! Kalo tidak??? Bisa beribu – ribu malu sambung menyambung menjadi satu kite ngungkapin rasa cinta ntu padanya?!..

Persis sebuah ungkapan, karena cinta seseorang rela kehujanan, menunggu berjam – jam tuk bisa berjumpa dengan si doi.Yang jelas kalo dah cinta, ape – ape pasti dilakuin.

Yups, kalo saat ni sobat dirundung kebimbangan, pengen ngungkapin rasa cinta tapi masih ketar – ketir alias takut. Kalo gak diungkapin bagaimana sobat tau kalo si dia juga cinta sama kita ato malah diembat sama orang lain. Waduuh… pening aku…., begituh kata si botak raja minyak dari medan . So “ back to Al – Qur’an n Sunnah” memang cinta itu fitrah, tapi kita juga kudu n sanggup menjaganya biar rasa itu kagak ternodai karena perangkap syetan. Seseorang boleh jatuh cinta, tapi ia harus menahan cintanya sampe ia mendapat jalan untuk mewujudkan cintanya dipintu pernikahan yang sah.(idiiih asyiknya…?!) yah kalo dah bener – bener kagak bisa ditahan …, dikhitbah aja dech…?! Berani kagak loe?! ( Baca aza “Kuliah,Kerja, Nikah” or “ Nikah Awal Kuliah’’( Ruadatul Muhibbin smart media ). Betul juga kata mas Didik Hermawan ( penulis ) dalam bukunya “ Pinang daku duhai Cintaku” , tiada obat yang paling mujarab di dunia ini bagi orang yang dirundung rasa cinta kecuali menikah. Tapi ni ye… kalo rasa takut, minder, dkk masih menggelayuti dalam diri sobat tuk menikah, mending kite inget pesen nyak lan babe loe: Sekolah sing tenanan, belajar yang rajin besok gede biar jadi guru. Kalo kagak bisa jadi guru bagi orang lain, minimal guru bagi diri sendiri. Fahimtum….?

“ Dan adapun orang – orang yang takut kepada kebesaran Tuhanya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya.” ( QS. An Nazia’at: 40 – 41)

Sekarang kalo dah terlanjur sama hal percintaan ato pacaran katakan pada si doimu mau nikah sama sobat kagak ? kalo kagak mau, tinggalin aza tu manusia. Toh jodoh kita yang nentuin Alloh.

Dan saat inilah saat tepat tuk ngungkapin “Katakan Cinta” kepada Alloh Robbul ‘Izzati. Katakan “ I Love You” to Abi wa Umy. Katakan tresno kagem Bopo lan simbok. Jangan ketinggalan katakan cinta tuk buletin forspent yang dah nemenin you disaat – saat lagi suntuk n BeTe ( Butuh Tausyiah ). Kalo sobat dah cinta ama buletin forspent, maka sobat kudu sabar menanti di edisi mendatang. Katakan cinta, adalah sebuah ungkapan yang pantas kita ungkapkan sekarang juga.(akh Ye)

Read more...

SEKILAS TENTANG FORSPENT

KETIKA FORSPENT ADA


Ahad Pagi, 14 Mei 2006 sang mentari dengan malu-malu menampakkan dirinya, menyapa sang bumi yang masih terlihat sepi. Kicauan burung pun bernyanyi menghiasi nada-nada pagi hari. Tak sedikit manusia yang masih terlelap tidur setelah asyiknya menikmati malam minggu. Yah… itu dunia mereka yang mengatasnamakan malam cinta buat ketemu sang pacar.

Di sisi lain inilah dunia kami –semoga Allah meridhoi- , saat indah, saat-saat yang kami nanti bisa bertemu dengan teman-teman seperjuangan. Terik matahari menyengat sampai terasa dinadi. Langkah-langkah kami dengan niatan tulus ikhlas menuju sebuah aula pertemuan. Dan di aula itulah kami dipertemukan. Semua terlihat asing, belum saling mengenal. Mulailah kami saling berjabat tangan, menyapa dengan sebutan Akhy dan Ukhty. Kini kami menjadi sebuah keluarga yang harus mengenal (ta’aruf), memahami (tafahum) dan menanggung satu sama lain (takaful). Inilah yang kami harapkan, dan kami kira Dien Islam ini pula. Senyuman-senyuman dan gelak tawa hadir disetiap kebersamaan yang kita lalui. Dan inilah saatnya kami memandu cinta di dunia FORSPENT….

Ahad pagi, 17 September 2006 kami kembali dipertemukan. Kali ini langkah-langkah kita beda dengan langkah kita yang dulu. Ruangannya pun lebih luas dari ruangan dulu kala kami pertama bertemu. Sebutlah hari ini adalah hari DEKLARASI FORSPENT. Kami berusaha ingin keluarga kami semakin besar. Semakin berazzamlah diri untuk selalu bersama dalam suka, dalam duka, dalam meniti ridho-Nya (SEISMIC-Dialog 2 Hati).


ORANG-ORANG YANG MENGIRINGI DERAP PERJUANGAN FORSPENT


Awal mula di tahun 2006 kami Cuma ada beberapa; Akh: Luthfi, Budi Purnomo, Sulis/Nuansa, Kusmadi, Ahmad, Fathur, Udin, Putra Merapi, Wahyudi, Mas Sigit, Bpk. Mas’ud, Abi Ahsan. Ukht: Arifah, Ambarsari, Nita, Ajri, Karsih, Abel, Dzakiyah Ulfah, Mama Reza, Ibu Mas’ud, Umi Ahsan, Ibu Dewi. (Mungkin masih ada beberapa yang belum sempat terekam di memori kami). Dan mereka yang melanjutkan di tahun 2007 bersama kami; Akh: Umar Syarif, Suratno, Tarto, Nashrudin, Farist. Ukht: Mila, Hana, Dwi Wulandari, Mbak Tini, Esta, Mbak Syahda. Kemudian mereka yang menyambung kembali di tahun 2008; Akh: Aji Saka, Hamzah Asadullah. Ukht: Wiwid Ika, ‘Izzatul Hasanah, Ani Solikhah, Umi Hanifah. Dan kerinduanpun untuk menyambung saudara-saudara yang lain selalu terpatri di dalam hati sampai nanti, sampai mati (Letto).


KENANGAN-KENANGAN YANG INGIN TERUKIR


KANTIN FORSPENT (Kajian Rutin). Manahan sebuah kawasan terkenal di Kota Solo, awal Agustus kami memulai kajian pertama kali. Di area dekat lapangan basket itulah kami mulai berdakwah dari hati ke hati, meski suara-suara gaduh mencoba memecahkan nada-nada perjuangan kami. Dan inilah yang tak pernah kami lupakan. Banyak saudara-saudara kami yang hanya ingin ikut kajian ini harus rela kebingungan cari lokasi hingga datangnya hampir acara selesai. Bahkan ada juga yang bannya bocor 2 kali. Subhanallah… “Maka barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rizkinya, hendaklah ia menyambung tali silaturahim.” (HR. Muslim).

BEDAH BUKU. Kamis, 17 Mei 2007 ketika orang-orang menikmati liburan tanggal merah, kami pun rela untuk menikmati detak-detak perjuangan dakwah di sebuah masjid Kota Barat. Acara yang tak kami duga sebelumnya, akhirnya mengundang banyak simpati dengan banyaknya orang-orang yang hadir mengikutinya. Dan kami pun semakin sadar… “Utlubul ‘ilma walau bishshin, tuntulah ilmu walau ke negeri Cina.” (Hadits)

RIHLAH. Setelah beberapa lama kami menikmati hirup-pikuk dalam kajian, kami mengadakan acara refreshing yang kami beri nama “Jalin Ukhuwah dengan Rihlah” di kawasan wisata Grojogan Sewu – Tawangmangu dengan keinginan untuk menyegarkan pikiran dan sejenak melepaskan segala kepenatan. Riang gembira, senyum dan tawa kami dapati dan ukhuwah indah pun mengakar kuat, menghujam, tumbuh dan subur. Dan berbahagialah atas apa yang ada pada diri Anda saat ini.” (Aidh al Qarni)

IFTHOR – BUKA PUASA BERSAMA. Ramadhan 1427 H, di sebuah aula HIZ fm, kami berkumpul, menikmati jamuan Agung yang hanya datang sekali dalam setahun. Ada beberapa dari kami yang bawa sesuatu dari rumahnya untuk dimakan bersama-sama dalam buka puasa itu. Sampai-sampai tidak terasa malam semakin pekat. Setelah shalat magrib kamipun masih asyik berbincang bak seorang perantau jauh yang bertemu dengan saudaranya. Masih terekam di memori kami; ada saudara kami yang kelihatannya sedih karena tidak berani pulang ke rumah. Maka kami pun berusaha mengantarnya di sebuah kawasan dingin, dan pegunungan Karanganyar. Tiba juga kami di rumahnya setelah 1.5 jam perjalanan. Dan kami katakan: “Teman jangan sedih lagi, usaplah air matamu, kami akan selalu bersamamu. Maka tersenyumlah....”

SILATURAHIM. Sebuah agenda rutin yang kami lakukan meski tak menentu tiap berapa bulan sekali. Di saat kami mengadakan acara silaturahim di tempat sesepuh kami yang paling jauh, kamipun dengan senangnya mengikuti acara tersebut. Dari ujung selatan, utara, barat bahkan timur tak terasa beratnya melangkahkan kaki untuk menghadirinya. Acaranya sampai sore, hingga ada beberapa dari anak-anak forspent yang harus sabar menanti angkutan bus yang lewat. Beberapa bus berusaha kami henti, tapi tak mau kami naiki. Uh… malangnya kami, hampir 1 jam tidak ada bus yang mau kami naiki. Matahari kian tenggelam, tapi akhirnya kami pun dapat angkutan meski harus berdesak-desakan. Setelah itu ada saudara kami yang bilang; Terima kasih, dari silaturahim itulah kami jadi tidak bertengkar lagi. “Kini dengarkanlah dendangan lagu tanda ingatanku, kepadamu teman, agar ikatan ukhuwah kan bersimpul padu.” (Untukmu teman- Brother)

Dan itulah kenangan-kenangan yang terukir dalam sejarah Forspent. Tapi kami pun ingin mengukir kenangan-kenangan yang lain; Tadzabur Alam, Bakti Sosial dan kenangan-kenangan yang lebih indah hingga tiba suatu saat nanti kita semua harus berpisah di dunia ini (semoga di surga kita bisa bersua lagi).

Indahnya jika kita dapat bersama, hidup di dalam gembira di dunia ini, lagi indahnya jika kita dapat bersama hidup di dalam gembira di akhirat sana…” (Jalinan-UNIC)

Read more...

  © Blogger templates Palm by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP