SEKILAS TENTANG FORSPENT
>> Kamis, 04 Juni 2009
KETIKA FORSPENT
Ahad Pagi, 14 Mei 2006 sang mentari dengan malu-malu menampakkan dirinya, menyapa sang bumi yang masih terlihat sepi. Kicauan burung pun bernyanyi menghiasi nada-nada pagi hari. Tak sedikit manusia yang masih terlelap tidur setelah asyiknya menikmati malam minggu. Yah… itu dunia mereka yang mengatasnamakan malam cinta buat ketemu sang pacar.
Di sisi lain inilah dunia kami –semoga Allah meridhoi- , saat indah, saat-saat yang kami nanti bisa bertemu dengan teman-teman seperjuangan. Terik matahari menyengat sampai terasa dinadi. Langkah-langkah kami dengan niatan tulus ikhlas menuju sebuah aula pertemuan. Dan di aula itulah kami dipertemukan. Semua terlihat asing, belum saling mengenal. Mulailah kami saling berjabat tangan, menyapa dengan sebutan Akhy dan Ukhty. Kini kami menjadi sebuah keluarga yang harus mengenal (ta’aruf), memahami (tafahum) dan menanggung satu sama lain (takaful). Inilah yang kami harapkan, dan kami kira Dien Islam ini pula. Senyuman-senyuman dan gelak tawa hadir disetiap kebersamaan yang kita lalui. Dan inilah saatnya kami memandu cinta di dunia FORSPENT….
Ahad pagi, 17 September 2006 kami kembali dipertemukan. Kali ini langkah-langkah kita beda dengan langkah kita yang dulu. Ruangannya pun lebih luas dari ruangan dulu kala kami pertama bertemu. Sebutlah hari ini adalah hari DEKLARASI FORSPENT. Kami berusaha ingin keluarga kami semakin besar. Semakin berazzamlah diri untuk selalu bersama dalam suka, dalam duka, dalam meniti ridho-Nya (SEISMIC-Dialog 2 Hati).
ORANG-ORANG YANG MENGIRINGI DERAP PERJUANGAN FORSPENT
Awal mula di tahun 2006 kami Cuma ada beberapa; Akh: Luthfi, Budi Purnomo, Sulis/Nuansa, Kusmadi, Ahmad, Fathur, Udin, Putra Merapi, Wahyudi, Mas Sigit, Bpk. Mas’ud, Abi Ahsan. Ukht: Arifah, Ambarsari, Nita, Ajri, Karsih, Abel, Dzakiyah Ulfah, Mama Reza, Ibu Mas’ud, Umi Ahsan, Ibu Dewi. (Mungkin masih ada beberapa yang belum sempat terekam di memori kami). Dan mereka yang melanjutkan di tahun 2007 bersama kami; Akh: Umar Syarif, Suratno, Tarto, Nashrudin, Farist. Ukht: Mila, Hana, Dwi Wulandari, Mbak Tini, Esta, Mbak Syahda. Kemudian mereka yang menyambung kembali di tahun 2008; Akh: Aji Saka, Hamzah Asadullah. Ukht: Wiwid Ika, ‘Izzatul Hasanah, Ani Solikhah, Umi Hanifah. Dan kerinduanpun untuk menyambung saudara-saudara yang lain selalu terpatri di dalam hati sampai nanti, sampai mati (Letto).
KENANGAN-KENANGAN YANG INGIN TERUKIR
KANTIN FORSPENT (Kajian Rutin). Manahan sebuah kawasan terkenal di Kota Solo, awal Agustus kami memulai kajian pertama kali. Di area dekat lapangan basket itulah kami mulai berdakwah dari hati ke hati, meski suara-suara gaduh mencoba memecahkan nada-nada perjuangan kami. Dan inilah yang tak pernah kami lupakan. Banyak saudara-saudara kami yang hanya ingin ikut kajian ini harus rela kebingungan cari lokasi hingga datangnya hampir acara selesai. Bahkan ada juga yang bannya bocor 2 kali. Subhanallah… “Maka barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rizkinya, hendaklah ia menyambung tali silaturahim.” (HR. Muslim).
BEDAH BUKU. Kamis, 17 Mei 2007 ketika orang-orang menikmati liburan tanggal merah, kami pun rela untuk menikmati detak-detak perjuangan dakwah di sebuah masjid Kota Barat. Acara yang tak kami duga sebelumnya, akhirnya mengundang banyak simpati dengan banyaknya orang-orang yang hadir mengikutinya. Dan kami pun semakin sadar… “Utlubul ‘ilma walau bishshin, tuntulah ilmu walau ke negeri Cina.” (Hadits)
RIHLAH. Setelah beberapa lama kami menikmati hirup-pikuk dalam kajian, kami mengadakan acara refreshing yang kami beri nama “Jalin Ukhuwah dengan Rihlah” di kawasan wisata Grojogan Sewu – Tawangmangu dengan keinginan untuk menyegarkan pikiran dan sejenak melepaskan segala kepenatan. Riang gembira, senyum dan tawa kami dapati dan ukhuwah indah pun mengakar kuat, menghujam, tumbuh dan subur. “Dan berbahagialah atas apa yang ada pada diri Anda saat ini.” (Aidh al Qarni)
IFTHOR – BUKA PUASA BERSAMA. Ramadhan 1427 H, di sebuah aula HIZ fm, kami berkumpul, menikmati jamuan Agung yang hanya datang sekali dalam setahun. Ada beberapa dari kami yang bawa sesuatu dari rumahnya untuk dimakan bersama-sama dalam buka puasa itu. Sampai-sampai tidak terasa malam semakin pekat. Setelah shalat magrib kamipun masih asyik berbincang bak seorang perantau jauh yang bertemu dengan saudaranya. Masih terekam di memori kami; ada saudara kami yang kelihatannya sedih karena tidak berani pulang ke rumah. Maka kami pun berusaha mengantarnya di sebuah kawasan dingin, dan pegunungan Karanganyar. Tiba juga kami di rumahnya setelah 1.5 jam perjalanan. Dan kami katakan: “Teman jangan sedih lagi, usaplah air matamu, kami akan selalu bersamamu. Maka tersenyumlah....”
SILATURAHIM. Sebuah agenda rutin yang kami lakukan meski tak menentu tiap berapa bulan sekali. Di saat kami mengadakan acara silaturahim di tempat sesepuh kami yang paling jauh, kamipun dengan senangnya mengikuti acara tersebut. Dari ujung selatan, utara, barat bahkan timur tak terasa beratnya melangkahkan kaki untuk menghadirinya. Acaranya sampai sore, hingga ada beberapa dari anak-anak forspent yang harus sabar menanti angkutan bus yang lewat. Beberapa bus berusaha kami henti, tapi tak mau kami naiki. Uh… malangnya kami, hampir 1 jam tidak ada bus yang mau kami naiki. Matahari kian tenggelam, tapi akhirnya kami pun dapat angkutan meski harus berdesak-desakan. Setelah itu ada saudara kami yang bilang; Terima kasih, dari silaturahim itulah kami jadi tidak bertengkar lagi. “Kini dengarkanlah dendangan lagu tanda ingatanku, kepadamu teman, agar ikatan ukhuwah
Dan itulah kenangan-kenangan yang terukir dalam sejarah Forspent. Tapi kami pun ingin mengukir kenangan-kenangan yang lain; Tadzabur Alam, Bakti Sosial dan kenangan-kenangan yang lebih indah hingga tiba suatu saat nanti kita semua harus berpisah di dunia ini (semoga di surga kita bisa bersua lagi).
“Indahnya jika kita dapat bersama, hidup di dalam gembira di dunia ini, lagi indahnya jika kita dapat bersama hidup di dalam gembira di akhirat sana…” (Jalinan-UNIC)
1 comments:
god job...:)
Posting Komentar