Virus-virus Ukhuwah
>> Rabu, 20 Januari 2010
Saya sedang membaca sebuah buku yang dirasakan bagus jika dapat dikongsi bersama. Sebenarnya dah lama ada 'softcopy'nya, tapi baru sekarang ada kesempatan nak baca. Tajuknya: Virus-virus Ukhuwah Pengarangnya: Abu 'Ashim Hisyam bin Abdul Qadir Uqdah Di sini adalah SEDIKIT mutiara-mutiara yang saya dapati daripada karya HEBAT ini!
1. Ukhuwah adalah suatu NIKMAT yang diberikan oleh Allah SWT kepada umat Islam. "Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu kerana nikmat itu, sebagai orang-orang yang bersaudara." (Ali 'Imran 3: 103)
2. Ukhuwah dan pertautan hati tak akan terikat tanpa perkenan izin oleh Allah SWT, hatta jika manusia membelanjakan segenap hartanya sekalipun.
"Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, nescaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Al Anfal 8:63)
3. Ganjaran orang-orang yang berukhuwah dan mencintai kerana Allah sangat besar. "Orang-orang yang saling mencintai demi keagungan-Ku akan diberikan padanya mimbar dari cahaya yang dicemburui oleh para Nabi dan syuhada.” (HR Ahmad)
4. Namun, Ukhuwah yang terbentuk itupun kadang-kadang 'bisa' TERUNGKAI tatkala diserang virus-virusnya! Baiklah, berikut adalah tips-tips untuk MEROSAKKAN ukhuwah yang dapati daripada buku tersebut (saya hanya senaraikan sebahagian);
* Berbicaralah pada Saudaramu dengan Nada yang Tinggi dan Kasar "Dan lunakkanlah suaramu, sesungguhnya suara yang paling jelek adalah suara keledai" (Luqman 31: 19)
* Jangan Mendengar dan Jangan Menghargai Pendapatnya 'Atha' (ulama Salaf) pernah mengatakan; "Ada orang yang memberitahuku tentang suatu hadith, padahal aku telah mengetahuinya sebelum dia dilahirkan lagi, namun kesopanannya mendorongku untuk tetap mendengarnya hingga selesai."
* Selalulah Berbantahan dengannya walaupun Sekecil-kecil Perkara "Tiada kaum yang menjadi sesat setelah mendapat petunjuk kecuali kerana mereka suka saling berbantah-bantahan. " (HR Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
* Kritiklah dengan Keras Sehingga Perasaannya Terluka. Dr Abdullah Al Kathir pernah menceritakan; "Semua orang menyukai siapa saja yang memperbetulkan kesalahannya tanpa melukai perasaannya." Seorang pensyarah sedang mempersiapkan bahan ceramah yang akan disampaikan di dalam sebuah forum. Namun, bahan yang berhasil disusun olehnya terlalu panjang dan 'detail' sehingga mungkin akan membosankan para pendengar. Dia pun meminta penilaian isterinya, "Bagaimana pendapatmu mengenai bahan ceramah ini?" Dengan penuh bijak si isteri menjawab: "Bahan ceramah ini lebih layak dan sangat baik jika menjadi artikel untuk sebuah majalah ilmiah yang mengkaji tema-tema spesifik." Isterinya secara berhikmah, mengkritik bahan itu terlalu panjang...
* Tegurlah Kesalahannya di Depan Orang Lain (Lagi ramai lagi BAGUS!) Imam Syafi'i pernah bersyair, Nasihatilah diriku di kala aku sendiri Jangan kau nasihati aku di tengah keramaian Kerana nasihat di hadapan umum Adalah sebahagian dari penghinaan Yang tidak suka aku mendengarnya Jika engkau enggan dan tetap melanggar kata-kataku Maka jangan menyesal jika aku enggan menurutimu
* Perbanyakkan 'Negative Thinking' kepadanya dan Jangan Maafkan Kesalahannya Fudhail bin 'Iyadh berkata, "Siapa mencari sahabat tanpa cacat, nescaya sepanjang hidupnya tidak mendapat sahabat." Hasan bin Wahb berkata: "Di antara hak-hak ukhuwah adalah memaafkan kesalahan sahabat dan terbuka atas segala kekurangannya."
* Jika ada Aib atau Rahsia yang Diketahui, Maka Sebarkanlah kepada Orang Ramai "Jika seseorang diberitahu oleh sahabatnya mengenai suatu hal, lalu ia pergi, maka hal tersebut telah menjadi amanah (rahsia yang mesti dijaga) baginya." (HR Daud, Tirmidzi dan Ahmad)
* Mudahlah Untuk Berprangsangka yang Bukan-bukan Tentang Dirinya "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa" (Al Hujurat 49:12) Umar Al Khattab pernah berkata, "Janganlah berprasangka terhadap setiap ucapan yang keluar dari lisan saudaramu kecuali dengan prasangka yang baik, selama kamu masih mendapatkan celah kebaikan dalam ucapannya itu."
0 comments:
Posting Komentar